TINJAUAN PENERAPAN WAKTU ISTIRAHAT TERHADAP KINERJA AWAK KAPAL GUNA MENCEGAH KELELAHAN DI KMP. BATUMANDI

KMP Batumandi sebagai kapal penumpang eksekutif memiliki frekuensi pelayaran tinggi hingga 9–10 trip per hari, yang berpotensi mengurangi jam istirahat awak kapal khususnya bagian deck. Kondisi ini berdampak pada menurunnya fokus, disiplin, dan kinerja awak kapal hingga menyebabkan beberapa keterlambatan sandar. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi penerapan manajemen waktu istirahat terhadap kinerja awak kapal berdasarkan standar Maritime Labour Convention (MLC) 2006 serta menganalisis pengaruhnya terhadap keselamatan dan kelancaran operasional. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, kuesioner, dan dokumentasi. Responden penelitian terdiri dari mualim, juru mudi, dan kelasi, dengan data primer diperoleh dari praktik laut selama 12 bulan serta data sekunder dari dokumen perusahaan dan regulasi internasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jam istirahat perwira relatif sesuai standar MLC 2006, sementara juru mudi dan kelasi hanya memperoleh rata-rata 9 jam istirahat per 24 jam atau 68 jam per minggu, lebih rendah dari ketentuan minimal 10 jam per hari dan 77 jam per minggu. Kekurangan istirahat menimbulkan kelelahan (fatigue), penurunan kesehatan, serta gangguan operasional kapal. Kesimpulannya, manajemen waktu istirahat berpengaruh signifikan terhadap kinerja awak kapal, dan penerapan MLC 2006 belum sepenuhnya optimal di KMP Batumandi. Rekomendasi yang diajukan adalah penambahan tim jaga, penjadwalan kerja yang lebih proporsional, sosialisasi regulasi istirahat, pengaturan pola makan, serta pemantauan kesehatan awak secara berkala untuk mencegah kelelahan dan menjaga keselamatan pelayaran.
Kata Kunci: Manajemen Waktu Istirahat, Kinerja Awak Kapal