EVALUASI PENERAPAN SISTEM ZONASI BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR 91 TAHUN 2021 PADA PELABUHAN PENYEBERANGAN KETAPANG PROVINSI JAWA TIMUR

Pelabuhan Penyeberangan Ketapang merupakan salah satu pelabuhan tersibuk di Indonesia yang melayani lintasan Ketapang ke Gilimanuk. Untuk meningkatkan efektivitas, keselamatan, dan ketertiban operasional, pemerintah melalui Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 91 Tahun 2021 menetapkan sistem zonasi di pelabuhan penyeberangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan sistem zonasi dan pengelolaan pola arus kendaraan serta penumpang di Pelabuhan Penyeberangan Ketapang. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif melalui observasi langsung, wawancara dengan pihak pelabuhan, dan dokumentasi. Data dianalisis menggunakan pendekatan Miles dan Huberman yang meliputi reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan sistem zonasi di Pelabuhan Penyeberangan Ketapang masih belum optimal. Pada Zona A hingga Zona E ditemukan sejumlah permasalahan seperti percampuran arus kendaraan dan penumpang di pintu masuk, antrean panjang di area pemeriksaan, kurangnya sterilisasi pada area bongkar muat, serta masih adanya pihak yang tidak berkepentingan seperti pedagang asongan dan anak koin di area terbatas. Pola arus kendaraan dan penumpang juga belum terkelola dengan baik, ditandai dengan adanya titik crossing di area parkir siap muat, jalur masuk dermaga, dan gangway yang mengakibatkan keterlambatan jadwal kapal dan potensi kecelakaan. Penelitian ini merekomendasikan peningkatan pengawasan, pemisahan jalur kendaraan dan penumpang, optimalisasi fasilitas, serta pemanfaatan teknologi pemantauan untuk mendukung efektivitas penerapan sistem zonasi.
Kata Kunci: Sistem Zonasi, Pelabuhan Penyeberangan, Pola Arus Kendaraan, Ketapang, PM 91 Tahun 2021.