TINJAUAN SISTEM PEMUATAN KENDARAAN DI ATAS KAPAL PENYEBERANGAN PADA LINTASAN ULEE LHEUE – BALOHAN PROVINSI ACEH

Kota Sabang merupakan kota yang terletak paling barat di Indonesia. Kota sabang sendiri merupakan kota yang letaknya terpisah dari pulau Sumatera. Hal ini menjadikan peran transportasi air merupakan salah satu yang sangat penting sebagai penunjang perpindahan orang dan barang di Kota Sabang . Untuk meningkatkan aksesibilitas menuju Kota Sabang maka pada tahun 2009 diresmikan pengoperasian kapal penyeberangan melayani lintas Ulee lheue-Balohan. Penyelenggaraan angkutan KMP. Tanjung Burang dan KMP. BRR ini dilaksanakan atas dasar kerjasama operasi antara Dinas Perhubungan Provinsi Nanggro Aceh Darusalam dan PT. ASDP Indonesia Ferry Persero Cabang Banda Aceh . Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue adalah pelabuhan penyeberangan untuk menghubungakan Kota Sabang dengan Kota Banda Aceh.
Produktifitas angkutan yang melayani lintas Ulee Lheue-Balohan cendrung mengalami kenaikan dari tahun ketahun . Hal ini akan berdampak pada banyak permintaan masyarakat dalam menggunkan jasa angkutan penyeberangan Kapal Motor Penyeberangan sebagai pertumbuhan ekonomi di kota Sabang. Berdasarkan hasil dari survey yang dilaksanakan oleh tim PKL Aceh produktifitas kendaraan naik ke kapal mengalami ketidaksesuaian tata cara pengangkutan kendaraan di atas kapal meliputi, jarak antar kendaraan dan pengikat di setiap kendaran sebagai penunjang keselamatan kapal dan kendaraan yang diangkut. Dengan memperhatikan jarak kendaraan serta pengikat yang tidak dipakai saat berlayar, maka perlu dilakukan evaluasi terhadap tata cara pengangkutan kendaraan sesuai dengan PM Perhubungan No. 115 tahun 2016.
Kata Kunci : Jarak Kendaraan Serta Pengikat Kendaraan